Rabu, 06 Agustus 2008

Dari Detiknet.com

Tersedia, Penjebol 'Tembok Besar' Sensor Internet China

Jakarta - Menjelang pembukaan Olimpiade Beijing 2008, sekelompok penggiat TI yang tergabung dalam Global Internet Freedom Consortium (GIFC) meluncurkan toolkit yang dapat menerobos sensor yang dilakukan pemerintah China.Si pembuatnya sangat yakin dengan 'jalan tikus' yang dibangunnya ini. Bahkan, toolkit tersebut diklaim mampu membuat pengguna internet di China menerobos sensor-sensor yang dibuat pemerintah layaknya menembus Tembok Besar yang menjadi lambang kebesaran Negeri Tirai Bambu ini."Seperti runtuhnya Tembok Berlin ketika warga Jerman Timur menikmati kebebasannya, kami juga ingin menikmati hidup dengan teknologi yang tak lagi dihalangi 'Tembok Besar' yang memisahkan kami dengan dunia," tutur GIFC, seperti dikutip detikINET dari Vnunet, Kamis (6/8/2008).Para pengguna internet pun bisa mendapatkan toolkit ini secara gratis, dengan mendownloadnya di situs GIFC. Menurut komunitas ini, sudah lebih dari satu juta warga China yang sudah menggunakannya untuk mengakali sensor.Kebijakan sensor internet di China memang kontroversial. Pada awalnya, para jurnalis tak bisa bebas berselancar di internet karena kebijakan sensor menghalangi akses beberapa situs dan keyword tertentu. Namun, kritikan yang masuk membuat International Olympic Committee (IOC) akhirnya melunak soal sensor ini dan membuka akses kepada para jurnalis.Walau sudah dinyatakan tak lagi disensor, IOC tak lantas bebas protes. Karena nyatanya, masih banyak situs yang diblokir. Padahal ada kemungkinan situs yang diblokir tersebut bisa mendukung pekerjaan para jurnalis internasional yang bertugas di ibukota China tersebut.

Sambil Terbang, Asyik Internet-an dengan Wi-Fi

New York - Saat melakukan perjalanan jauh dengan pesawat, banyak orang menginginkan akses internet untuk bisa melakukan pekerjaannya, ataupun sekadar untuk menepis kejenuhan. Tak lama lagi para penumpang di maskapai penerbangan Delta Air Lines akan segera bisa merasakan hal itu. Pasalnya, maskapai ini menjanjikan akses Wi-Fi untuk semua penerbangan domestiknya, yang mencakup lebih dari 330 pesawat.Dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (6/8/2008), pihak Delta Air Lines akan mengenakan biaya USD 9,95 untuk penerbangan selama tiga jam atau kurang dan USD 12,95 untuk penerbangan lebih dari 3 jam."Para penumpang akan memiliki kesempatan mendapatkan koneksi saat melakukan perjalanan bersama kami di seluruh Amerika Serikat," klaim Richard Anderson, Chief Executive Officer Delta Air Lines.Diharapkan akses Wi-Fi ini akan tersedia di seluruh pesawat penerbangan domestik di musim panas tahun 2009 mendatang.


Hadang Teror, Polisi Awasi Jaringan Wi-Fi

India - India baru saja diguncang ledakan bom. Pengamanan pun semakin ditingkatkan, bahkan jaringan internet nirkabel alias Wi-Fi (wireless fidelity) pun mendapat pengawasan ketat oleh aparat setempat.Lembaga Cyber Crime Investigation Cell (CCIC) di Mumbai Police Crime Branch kini sibuk menelisik jaringan Wi-Fi di kota Mumbai. Mereka memonitor seluruh aktivitas pengguna terutama yang tampak mencurigakan.Pengawasan ketat jaringan Wi-Fi ini bukannya tanpa alasan. Menurut para penyidik, dalam kasus terbaru yang terjadi di Mumbai, seseorang mencuri akses sebuah jaringan Wi-Fi dan mengirimkan e-mail teror yang menyatakan sebagai penanggung jawab ledakan bom di India.Hal ini mengakibatkan kepolisian Mumbai menggerebek rumah seorang warga negara Amerika Serikat yang memiliki jaringan Wi-Fi itu. Padahal, dia sama sekali tidak mengirim e-mail bersangkutan melainkan orang lain yang turut memanfaatkan jaringan Wi-Fi-nya."Jaringan Wi-Fi bisa dicuri oleh mereka yang ingin menyamar dan menghindari pelacakan via alamat protokol internet. Polisi kini telah mengawasi jaringan Wi-Fi demi kepentingan keamanan," demikian pernyataan kepolisian Mumbai seperti dilansir ExpressIndia dan dikutip detikINET, Kamis (6/8/2008).

Tidak ada komentar: