Jumat, 13 Maret 2009

BAHAN BAKAR NABATI, BERKAH ATAU BENCANA (Pas buat TA masa depan ku)

Bahan bakar nabati, dalam bentuk bioetanol dan biodisel menjadi secercah harapan baru bagi pemerintah untuk meningkatkan devisa, menciptakan lapangan kerja baru serta membantu mengurangi angka kemiskinan. Pemanfaatan bahan bakar nabati juga diharapkan mengurangi pencemaran udara serta menciptakan kemandirian energi dengan mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak bumi.

Harapan ini tentu beralasan mengingat sumberdaya alam Indonesia sangat potensial untuk pengembangan bahan bakar nabati. Disamping itu, permintaan pasar internasional terhadap bahan baka
r nabati selama beberapa tahun terakhir juga meningkat tajam. Berdasarkan laporan yang dirilis analis pasar Emerging Market Online pada bulan Oktober 2006, produksi biodisel dunia meningkat dari 1000 juta liter pada tahun 2001 menjadi 3500 juta liter pada tahun 2005, artinya terjadi pertumbuhan produksi lebih dari 35 persen per tahun. Pertumbuhan ini diperkirakan akan terus berlanjut. Apalagi pada bulan Maret 2007 Uni Eropa telah mencanangkan target peningkatan porsi bahan bakar nabati hingga 10 persen untuk sektor transportasi pada tahun 2020. Trend peningkatan kebutuhan BBN juga ditandai dengan rencana pemerintah Amerika Serikat untuk meningkatkan produksi bioetanol hingga 5 kali lipat pada tahun 2017.

Namun, di tengah harapan cerah tersebut, program bahan bakar nabati ini juga menyimpan sejumlah potensi bencana yang serius. Setidaknya ada tiga bencana atau kegagalan yang harus diwaspadai, yaitu kerusakan hutan, kelangkaan pangan dan kegagalan menciptakan pasar domestik.

Kerusakan hutan

Dua alternatif sumber biodisel yang paling prospesktif untuk Indonesia saat ini adalah minyak kelapa sawit dan jarak pagar. Namun biodisel dari minyak kelapa sawit, atau yang lebih dikenal dengan CPO (crude palm oil), diperkirakan akan lebih diminati para investor. Alasannya, industri di Indonesia telah memiliki pengalaman dalam bidang ini. Minyak kelapa sawit juga dianggap lebih ekonomis. Setiap hektar kebun kelapa sawit mampu menghasilkan 5 ton minyak nabati per tahun, atau setara dengan tiga kali jumlah produksi minyak dari tanaman jarak pagar untuk luas lahan dan jangka waktu yang sama. Di sisi lain, produksi biodisel dari minyak jarak pagar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk penyiapan teknologi serta standardisasi produk dan pengolahan sebelum bisa masuk ke pasaran.

Yang mengkhawatirkan adalah bahwa pemanfaatan CPO untuk biodisel ini akan menyebabkan kerusakan hutan akibat konversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Sejumlah aktifis lingkungan memperkirakan industri biodisel di Indonesia akan mengulangi kesalahan seperti yang telah dilakukan oleh industri pulp dan kertas selama ini dalam memberikan andil terhadap kerusakan hutan. Laporan Friend of Earth tahun 2006 menyebutkan antara tahun 1985 hingga 2000, 4 juta hektar hutan telah diubah menjadi lahan kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan, sementara 16.5 juta hektar yang lain akan segera menyusul.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konversi hutan tropis menjadi lahan perkebunan, industri kayu dan pembangunan infrastruktur menyumbang 10-30 persen dari emisi gas rumah kaca dunia (Majalah Nature, 2001). Konversi hutan menjadi perkebunan monokultur juga akan mengancam keanekaragaman hayati. Dengan demikian, alih-alih menurunkan emisi karbon, program bahan bakar nabati dengan pembukaan hutan justeru memperparah permasalahan yang telah ada.

Persaingan pangan dan energi

Program bahan bakar nabati diperkirakan akan menyebakan naiknya harga komoditi pertanian tertentu, yang akhirnya berdampak pada meningkatnya harga produk pangan yang berbahan baku komoditi tersebut. Sebagai contoh meroketnya tempe akibat naiknya harga kedelai impor, program etanol di Amerika Serikat diyakini sebagai penyebab meroketnya harga komoditi jagung di negara tersebut hingga dua kali lipat dalam satu tahun terakhir. Dengan demikian sangat beralasan jika pemanfaatan biodisel dari minyak kelapa sawit dan bioetanol dari tebu dikhawatirkan juga akan berpengaruh langsung terhadap harga dua bahan kebutuhan pokok, yaitu minyak goreng dan gula.

Persoalan akan bertambah serius jika program bahan bakar nabati juga menyebabkan konversi besar-besaran tanaman pangan menjadi tanaman penghasil bahan bakar nabati. Hal ini jelas mengancam ketahanan pangan nasional. Apalagi hingga kini target peningkatan produksi pangan, khususnya beras, masih belum tercapai sepenuhnya. J ika ini menjadi kenyataan maka yang diperkirakan menjadi korban paling menderita adalah masyarakat miskin, khususnya yang tinggal di perkotaan. Kondisi seperti ini tentu kontradiktif dengan harapan pemerintah agar programbahan bakar nabati bisa mengurangi angka kemiskinan.

Kegagalan pasar domestik

Ancaman yang lain adalah kegagalan dalam menciptakan pasar domestik. Jika ancaman tersebut terwujud, maka program bahan bakar nabati hanya akan menjadikan bangsa Indonesia sebagai pelayan energi bagi negara-negara industri. Hal ini bisa saja terjadi jika permintaan pasar internasional tinggi sementara pada saat yang sama pasar domestik dianggap tidak menarik. Kekhawatiran ini rupanya mulai menjadi kenyataan, karena alasan tersebut sebuah perusahaan biodisel di bawah kelompok Sinar Mas saat ini lebih tertarik untuk membuka pabrik biodisel di Eropa ketimbang di dalam negeri. Bahkan saat ini sudah ada industri biodisel di Sumetara Utara yang terpaksa berhenti beroperasi karena alasan yang serupa. Sungguh disayangkan jika industri bahan bakar nabati dalam negeri kelak hanya mampu mengandalkan ekspor produk mentah, seperti CPO misalnya. Artinya, tidak banyak nilai tambah yang dihasilkan oleh industri tersebut.

Pasar domestik juga tidak akan terwujud jika industri bahan bakar nabati dalam negeri dan pemerintah gagal menyediakan infrastruktur penunjang yang dibutuhkan. Kendati bahan bakar nabati dan BBM sama-sama bahan bakar cair, sifat bahan bakar nabati yang hygroscopic (menyerap uap air) menuntut infrastruktur pendistribusian yang khusus, baik dalam tempat penyimpanan maupun cara penanganan, untuk menjaga kualitas produk selama proses distribusi.

Kebijakan yang tepat

Untuk menghindari bencana tersebut diatas sangat dibutuhkan kebijakan yang jelas dan tepat khususnya terkait dengan penggunaan lahan untuk industri bahan bakar nabati. Program bahan bakar nabati seyogyanya diletakkan dalam kerangka pembangunan yang berkelanjutan serta berorientasi pada kemandirian bangsa dan bukan didasari oleh keutungan ekonomi jangka pendek.

Sumber :
http://Infoenergi.wordpress.com
28 Feb 2009

Sumber Gambar :
http://www.alldaybuffet.org/wp-content/uploads/2008/03/biofuel.jpg
Diposkan oleh Akang di 08:07 0 komentar
PROFIL BAHAN BAKAR NABATI (BBN)


Pengembangan bio-fuel sebagai energi nabati pengganti minyak bumi, ditinjau dari segi pembangunan kesejahteraan rakyat sangatlah bermanfaat; yakni bukan hanya dipandang dari sisi peluang penyediaan energi alternatif yang akan dapat menggantikan minyak bumi karena persediaannya semakin habis, namun juga akan memberikan kesempatan lebih besar untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Perbaikan lingkungan di Indonesia, dapat dilakukan dengan membudidayakan berbagai tanaman penghasil bio-fuel pada hutan-hutan gundul dan lahan-lahan kritis yang saat ini telah mencapai 58 juta hektar. Dengan pembangunan perkebunan penghasil bio-fuel secara besar-besaran akan memperbaiki iklim global, meningkatkan cadangan dan ketersediaan air tanah bagi penduduk, serta mengurangi bahaya banjir dan bencana lainnya yang sekarang ini sering terjadi sebagai akibat penggundulan hutan. Lebih lanjut pemanfaatan bahan bakar nabati sebagai bahan bakar ramah lingkungan akan berdampak pada penurunan emisi gas-gas rumah kaca.

Untuk itu pengembangan perkebunan tananam bio-fuel dapat memberi hasil sinergis bagi kesejahteraan rakyat, maka perlu disikapi dengan perencanaan yang terarah dan berkelanjutan. Misalnya dengan tidak keseluruhan areal perkebunan dibudidayakan secara monokultur, karena akan mempunyai dampak buruk bagi keanekaragaman hayati maupun manusia.

Selain itu, pengembangan komoditas berbagai tanaman yang bahan bio-fuel merupakan bisnis besar yang dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan rakyat. Seandainya bio-fuel dikembangkan untuk keperluan konsumsi dalam negeri, maka pada tahun 2010 diperkirakan dapat menyerap 3-5 juta lapangan kerja. Di samping itu juga akan mengurangi subsidi penggunaan BBM minimal 10%, menghemat devisa senilai US $ 10 milyar, dan membudidayakan lahan 5 juta hektar.

Tananam yang dapat dikembangkan untuk bio-fuel meliputi kelapa, kelapa sawit, enau/aren, jarak pagar, tebu, singkong/ketela, yang semua itu di kalangan masyarakat dan mudah diltanam.

Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat secara nyata, dan agar kualitas serta produktivitas dalam mengembangkan komoditas tersebut menjadi optimal, maka haruslah dilakukan dengan pola-pola kemitraan dengan para usahawan dan pabrikan sehingga pembinaan dan penjaminan pasar benar dapat memberikan hasil yang pada akhirnya dapat dinikmati oleh masyarakat. Diharapkan masyarakat dapat mengorganisasi kelompok-kelompok pengembangan usaha bio-fuel, seperti kelompok petani jarak, petani singkong dan lainnya melalui kelembagaan yang jelas seperti koperasi, sehingga dapat memberikan posisi tawar atau kekuatan sosial ekonomi yang lebih baik, diantaranya guna mendapatkan kredit dari bank dan menetapkan kesepakatan harga jual.

Dalam mengembangkan program bio-fuel, maka Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota agar menggalang sumberdana. Perhitungan pengembangan bio-fuel untuk 6 juta hektar lahan yang menyerap 3-5 juta tenaga kerja membutuhkan sekitar Rp. 250 triliun, yakni untuk on-farm dan off-farm mencapai Rp. 200 triliun dan Infrastruktur Rp. 50 triliun. Dana ini tidak mungkin disediakan secara cukup dari APBN, sehingga perlu dilakukan mobilisasi dana masyarakat, dunia usaha, LSM, para donatur diharapkan dapat mengembangkan Trust Fund atau Dana Amanah untuk mendukung program bio-fuel ini, sehingga dapat dijadikan sebagai program pengentasan kemiskinan.

Pemerintah akan mendukung penggalangan dana bagi pengembangan bio-fuel ini dengan membentuk green energy trust fund, yang dapat menjual bond secara komersial di pasaran nasional maupun internasional.
Perlu terobosan baru guna menambah lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan dengan salah satunya melalui percepatan pengembangan Bahan Bakar Nabati.

Langkah ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa Prinsip Dasar, yakni:
1. Tujuan: penciptaan tambahan baru lapangan kerja untuk 3-5 juta orang dalam antara 2006-2010.
2. Program Aksi Green Energy adalah salah satu instrumen untuk mencapai tujuan tersebut melalui Budidaya & Industri tanaman Sawit, Tebu, Singkong dan Jarak Pagar sampai dengan luas 6 juta hektar.
3. Melengkapi program yang telah ada.
4. Memastikan keekonomian program, dan tidak mengandalkan APBN
5. Maksimumkan peran dunia usaha dan masyarakat.
6. Maksimumkan ukuran program, tetapi workable

Data empirik penyerapan tenaga kerja untuk setiap satuan setara energi untuk Bahan Bakar Nabati 7 hingga 15 kali lebih tinggi dibanding BBM. Untuk menghasilkan 2.500 barrel setara minyak per hari menyerap tenaga kerja sebanyak:
1. 750 orang di industri migas.
2. 10.000 orang di bio-oil.
3. 6.000 orang di bio-ethanol.

Pengembangan Bahan Bakar Nabati, selain menyerap tenaga kerja (Pro-Job) dan mengurangi tingkat kemiskinan (Pro-Poor) juga akan memperkuat sistim Ekonomi Nasional (Pro-Growth) serta memperbaiki lingkungan (Pro-Planet),karena:
1. Berpotensi menghasilkan devisa (Bahan Bakar Nabati merupakan global commodity).
2. Berpotensi mengurangi subsidi BBM, memperkuat fiskal APBN.
3. Berpotensi menambah pengamanan terhadap pasokan energi yang diperlukan.
4. Berpotensi memperbaiki lingkungan, sehingga pembangunan ekonomi kian sustainable.

Sasaran hingga 2010:
1. Terciptanya lapangan kerja, melalui Program Pengembangan BBN,sebesar 3 hingga 5 juta.
2. Peningkatan pendapatan 3 hingga 5 juta pekerja On-Farm & Off-Farm dalam industri Green Energy minimal = UMR.
3. Pengurangan pemakaian BBM minimal 10%.
4. Penghematan devisa sekitar US$ 10 milyar.
5. Peningkatan Ekspor BBN sekitar 12 juta KL.
6. Pembudidayaanlahanterlantarminimal 5 juta Ha.
7. Pengembangan Desa Mandiri Energi & Pangan.

Lingkungan Strategis:
1. Perkembangan harga minyakdunia yang tidak bisa diperkirakan serta rentan terhadap gangguan politik.
2. BBN atau bahan bakunya merupakan komoditas global dan berjalan menurut mekanisme pasar.
3. Harga CPO dunia selain pengaruh pasar (permintaan & pasokan, kebijakan impor & ekspor, saingan komoditas lain seperti minyak kedelai –rapeseed) juga isu/persepsi konsumen terhadap CPO.
4. Penggunaan BBN di negara maju & berkembang (USA, Uni Eropa, Brasil, India, Thailand & China) bisa mempengaruhi harga bahan bakunya.
5. KetersediaanBio-Ethanol yang besarmendorong industri mobil dengan mesin tipe FFV (flexible fuel vehicle) yang bisa memakai Bio-Ethanol hingga 100%.
6. Letak Indonesia yang strategis di Asia dan memiliki SDA & SDM yang memadai bagi pengembangan BBN termasuk untuk konsumsi dunia yang kian meningkat.

Sumber :
http://tkpkri.org/profil-bahan-bakar-nabati-(bbn).html
28 Feb 2009

Sumber Gambar :
http://iipalbanjary.files.wordpress.com/2008/08/biofuelphoto8.jpg
Diposkan oleh Akang di 07:40 0 komentar
APA ITU BIOFUEL

Biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian. Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).

Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-bahan ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil tetapi karena terkadang diperlukan perubahan besar pada mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil. Uni Eropa merencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan dari gandum, bit, kentang atau jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun 2010 dan 20 persen pada 2020. Sekitar seperempat bahan bakar transportasi di Brazil tahun 2002 adalah etanol.

Biofuel menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa meningkatkan kadar karbon di atmosfir karena berbagai tanaman yang digunakan untuk memproduksi biofuel mengurangi kadar karbondioksida di atmosfir, tidak seperti bahan bakar fosil yang mengembalikan karbon yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara. Dengan begitu biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfir (meski timbul keraguan apakah keuntungan ini bisa dicapai di dalam prakteknya). Penggunaan biofuel mengurangi pula ketergantungan pada minyak bumi serta meningkatkan keamanan energi. [1]

Ada dua strategi umum untuk memproduksi biofuel. Strategi pertama adalah menanam tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula, dan sorgum manis [2]) atau tanaman yang mengandung pati/polisakarida (jagung), lalu menggunakan fermentasi ragi untuk memproduksi etil alkohol. Strategi kedua adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa. Saat dipanaskan, maka keviskositasan minyak nabati akan berkurang dan bisa langsung dibakar di dalam mesin diesel, atau minyak nabati bisa diproses secara kimia untuk menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel. Kayu dan produk-produk sampingannya bisa dikonversi menjadi biofuel seperti gas kayu, metanol atau bahan bakar etanol.

Jenis-jenis Biofuel
1 Energi bio dari limbah
2 Bahan bakar berbentuk cair bagi transportasi
3 Biofuel generasi pertama
3.1 Minyak sayur
3.2 Biodiesel
3.3 Bioalkohol
3.4 BioGas
3.5 Biofuel padat
3.6 Syngas
4 Biofuel generasi kedua
5 Referensi

Energi bio dari limbah

Penggunaan limbah biomassa untuk memproduksi energi mampu mengurangi berbagai permasalahan manajemen polusi dan pembuangan, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Uni Eropa telah mempublikasikan sebuah laporan yang menyoroti potensi energi bio yang berasal dari limbah untuk memberikan kontribusi bagi pengurangan pemanasan global. Laporan itu menyimpulkan bahwa di tahun 2020 nanti 19 juta ton minyak tersedia dari biomassa, 46% dari limbah bio: limbah padat perkotaan, residu pertanian, limbah peternakan, dan aliran limbah terbiodegradasi yang lain. [3][4]

Tempat penampungan akhir sampah menghasilkan sejumlah gas karena limbah yang dipendam di dalamnya mengalami pencernaan anaerobik. Secara kolektif gas-gas ini dikenal sebagai landfill gas (LFG) atau gas tempat pembuangan akhir sampah. Landfill gas bisa dibakar baik secara langsung untuk menghasilkan panas atau menghasilkan listrik bagi konsumsi publik. Landfill gas mengandung sekitar 50% metana, gas yang juga terdapat di dalam gas alam.

Biomassa bisa berasal dari limbah materi tanaman. Gas dari tempat penampungan kotoran manusia dan hewan yang memasuki atmosfir merupakan hal yang tidak diinginkan karena metana adalah salah satu gas rumah kaca yang potensil pemanasan globalnya melebihi karbondioksida. [5][6] Frank Keppler dan Thomas Rockmann menemukan bahwa tanaman hidup juga memproduksi metana CH4.

Bahan bakar berbentuk cair bagi transportasi

Sebagian besar bahan bakar transportasi berbentuk cairan, sebab berbagai kendaraan biasanya membutuhkan kepadatan energi yang tinggi. Kendaraan biasanya membutuhkan kepadatan kekuatan yang tinggi yang bisa disediakan oleh mesin pembakaran dalam. Mesin ini membutuhkan bahan bakar pembakaran yang bersih untuk menjaga kebersihan mesin dan meminimalisir polusi udara. Bahan bakar yang lebih mudah dibakar dengan bersih biasanya berbentuk cairan dan gas. Dengan begitu cairan (serta gas-gas yang bisa disimpan dalam bentuk cair) memenuhi persyaratan pembakaran yang portabel dan bersih. Selain itu cairan dan gas bisa dipompa, yang berarti penanganannya mudah dimekanisasi, dan dengan begitu tidak membutuhkan banyak tenaga.

Biofuel generasi pertama

Biofuel generasi pertama menunjuk kepada biofuel yang terbuat dari gula, starch, minyak sayur, atau lemak hewan menggunakan teknologi konvensional.[7]
Biofuel generasi pertama yang umum didaftar sebagai berikut.

Minyak sayur
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Minyak sayur sebagai bahan bakar
Minyak sayur dapat digunakan sebagai makanan atau bahan bakar; kualitas dari minyak dapat lebih rendah untuk kegunaan bahan bakar. Minyak sayur dapat digunakan dalam mesin diesel yang tua (yang dilengkapi dengan sistem injeksi tidak langsung, tapi hanya dalam iklim yang hangat. Dalam banyak kasus, minyak sayur dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel, yang dapat digunakan kebanyakan mesin diesel bila dicampur dengan bahan bakara diesel konvensional. MAN B&W Diesel, Wartsila dan Deutz AG menawarkan mesin yang dapat digunakan langsung dengan minyak sayur. Minyak sayur bekas yang diproses menjadi biodiesel mengalami peningkatan, dan dalam skala kecil, dibersihkan dari air dan partikel dan digunakan sebagai bahan bakar.

Biodiesel
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Biodiesel
Biodiesel merupakan biofuel yang paling umum di Eropa. Biodiesel diproduksi dari minyak atau lemak menggunakan transesterifikasi dan merupakan cairan yang komposisinya mirip dengan diesel mineral. Nama kimianya adalah methyl asam lemak (atau ethyl) ester (FAME). Minyak dicampur dengan sodium hidroksida dan methanol (atau ethanol_ dan reaksi kimia menghasilkan biodiesel (FAME) dan glycerol. 1 bagian glycerol dihasilkan untuk setiap 10 bagian biodiesel.
Biodiesel dapat digunakan di setiapa mesin diesel kalau dicampur dengan diesel mineral. Di beberapa negara produsen memberikan garansi untuk penggunaan 100% biodiesel. Kebanyakan produsen kendaraan membatasi rekomendasi mereka untuk penggunaan biodiesel sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral. Di kebanyakan negara Eropa, campuran biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia di banyak stasiun bahan bakar.[8][9]

Di AS, lebih dari 80% truk komersial dan bis kota beroperasi menggunakan diesel. Oleh karena itu penggunaan biodiesel AS bertumbuh cepat dari sekitar 25 juta galon per tahun pada 2004 menjadi 78 juta galon pada awal 2005. Pada akhir 2006, produksi biodiesel diperkirakan meningkat empat kali lipat menjadi 1 milyar galon. [1]

Bioalkohol
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahan bakar alkohol
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah ethanol, dan yang kurang umum adalah propanol dan butanol, diproduksi dengan aksi mikroorganisme dan enzym melalui fermentasi gula atau starch, atau selulosa. Biobutanol seringkali dianggap sebagai pengganti langsung bensin, karena dapat digunakan langsung dalam mesin bensin.

Butanol terbentuk dari ABE fermentation (acetone, butanol, ethanol) dan eksperimen modifikasi dari proses tersebut memperlihatkan potensi yang menghasilkan energi yang tinggi dengan butanol sebagai produk cair. Butanol dapat menghasilkan energi yang lebih banyak dan dapat terbakar "langsung" dalam mesin bensin yang sudah ada (tanpa modifikasi mesin).[10] Dan lebih tidak menyebabkan korosi dan kurang dapat tercampur dengan air dibanding ethanol, dan dapat didistribusi melalui infrastruktur yang telah ada. Dupont dan BP bekerja sama untuk menghasilkan butanol.

Bahan bakar ethanol merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama bahan bakar ethanol di Brazil. Bahan bakar alkohol diproduksi dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan dari gandum, jagung, sugar beet, sugar cane, molasses dan gula atau starch yang dapat dibuat minuman beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi ethanol menggunakan digesti enzyme untuk menghasilkan gula dari starch, fermentasi gula, distilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan banyak energi untuk pemanasan (seringkali menggunakan gas alam).

Produksi ethanol selulosik menggunakan tanaman non-pangan atau produk sisa yang tak bisa dikonsumsi, yang tidak mengakibatkan dampak pada siklus makanan.
Memproduksi ethanol dari selulosa merupakan langkah-tambahan yang sulit dan mahal dan masih menunggu penyelesaian masalah teknis. Ternak yang memakan rumput dan menggunakan proses digestif yang lamban untuk memecahnya menjadi glukosa (gula). Dalam laboratorium ethanol selulosik, banyak proses eksperimental sedang dilakukan untuk melakukan hal yang sama, dan menggunakan cara tersebut untuk membuat bahan bakar ethanol.

Beberapa ilmuwan telah mengemukakan rasa prihatin terhadap percobaan teknik genetika DNA rekombinan yang mencoba untuk mengembangkan [[enzym] yang dapat memecah kayu lebih cepat dari alam, makhluk mikroskopik tersebut dapat tidak sengaja terlepas ke alam, tumbuh secara eksponensial, disebarkan oleh angin, dan pada akhirnya menyebabkan kerusakan struktur seluruh tanaman, yang dapat mengakhiri produksi oksigen yang dilepaskan oleh proses fotosintesis tumbuhan.

Ethanol dapat digunakan dalam mesin bensin sebagai pengganti bensin; ethanol dapat dicampur dengan bensin dengan persentase tertentu. Kebanyakan mesin bensin dapat beroperasi menggunakan campuran ethanol sampai 15% dengan bensin. Bensin dengan ethanol memiliki angka oktan yang lebih tinggi, yang berarti mesin dapat terbakar lebih panas dan lebih efisien.

Bahan bakar ethanol memiliki BTU yang lebih rendah, yang berarti memerlukan lebih banyak bahan bakar untuk melakukan perjalan dengan jarak yang sama. Dalam mesin kompresi-tinggi, dibutuhkan bahan bakar dengan sedikit ethanol dan pembakaran lambat untuk mencegah pra-ignisi yang merusak (knocking).

Ethanol sangat korosif terhadap sistem pembakaran, selang dan gasket karet, aluminum, dan ruang pembakaran. Oleh karena itu penggunaan bahan bakar yang mengandung alkohol ilegal bila digunakan pesawat. Untuk campuran ethanol konsentrasi tinggi atau 100%, mesin perlu dimodifikasi.

Ethanol yang meyebabkan korosif tidak dapat disalurkan melalui pipa bensin, oleh karena itu diperlukan truk tangki stainless-steel yang lebih mahal, meningkatkan konsumsi biaya dan energi yang dibutuhkan untuk mengantar ethanol ke konsumen.
Banyak produsen kendaraan sekarang ini memproduksi kendaraan bahan bakar fleksibel, yang dapat beroperasi dengan kombinasi bioethanol dan bensin, sampai dengan 100% bioethanol.

Alkohol dapat bercampur dengan bensin dan air, jadi bahan bakar ethanol dapat tercampur setelah proses pembersihan dengan menyerap kelembaban dari atmosfer. Air dalam bahan bakar ethanol dapat mengurangi efisiensi, menyebabkan mesin susah dihidupkan, menyebabkan gangguan operasi, dan mengoksidasi aluminum (karat pada karburator dan komponen dari besi).

BioGas
Artikel utama untuk bagian ini adalah: biogas
Biogas diproduksi dengna proses digesti anaerobik dari bahan organik oleh anaerobe. Biogas dapat diproduksi melalui bahan sisa yang dapat terurai atau menggunakan tanaman energi yang dimasukan ke dalam pencerna anaerobik untuk menambah gas yang dihasilkan. Hasil sampingan, digestate, dapat digunakan sebagai bahan bakar bio atau pupuk.

Biogas mengandung methane dan dapat diperoleh dari digester anaerobik industri dan sistem pengelolaan biologi mekanik. Gas sampah adalah sejenis biogas yang tidak bersih yang diproduksi dalam tumpukan sampah melalui digesti anaerobik yang terjadi secara alami. Bila gas ini lepas ke atmosfer, gas ini merupakan gas rumah kaca.

Oils and gases can be produced from various biological wastes:
Thermal depolymerization of waste can extract methane and other oils similar to petroleum. GreenFuel Technologies Corporation developed a patented bioreactor system that uses nontoxic photosynthetic algae to take in smokestacks flue gases and produce biofuels such as biodiesel, biogas and a dry fuel comparable to coal.[11]

Biofuel padat
Contohnya termasuk kayu, arang, dan manur kering.

Syngas
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gasifikasi
Syngas dihasilkan oleh kombinasi proses pyrolysis, kombusi, dan gasifikasi. Bahan bakar bio dikonversi menjadi karbon monoksida dan energi melalui pyrolysis. Masukan oksigen terbatas diberikan untuk mendukung kombusi. Gasifikasi mengubah materi organik menjadi hidrogen dan karbon monoksida. Campuran gas yang dihasilkan, syngas, adalah bahan bakar.

Biofuel generasi kedua

Para pendukung biofuel mengklaim telah memiliki solusi yang lebih baik untuk meningkatkan dukungan politik serta industri untuk, dan percepatan, implementasi biofuel generasi kedua dari sejumlah tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan, di antaranya cellulosic biofuel.[12] Proses produksi biofuel generasi kedua bisa menggunakan berbagai tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan yang diantaranya adalah limbah biomassa, batang/tangkai gandum, jagung, kayu, dan berbagai tanaman biomassa atau energi yang spesial (contohnya Miscanthus). Biofuel generasi kedua (2G) menggunakan teknologi biomassa ke cairan, diantaranya cellulosic biofuel dari tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan.[13] Sebagian besar biofuel generasi kedua sedang dikembangkan seperti biohidrogen, biometanol, DMF, Bio-DME, Fischer-Tropsch diesel, biohydrogen diesel, alkohol campuran dan diesel kayu. Produksi cellulosic ethanol mempergunakan berbagai tanaman yang tidak digunakan untuk konsumsi manusia dan hewan atau produk buangan yang tidak bisa dimakan. Memproduksi etanol dari selulosa merupakan sebuah permasalahan teknis yang sulit untuk dipecahkan. Berbagai hewan ternak pemamah biak (seperti sapi) memakan rumput lalu menggunakan proses pencernaan yang berkaitan dengan enzim yang lamban untuk menguraikannya menjadi glukosa (gula).

Di dalam labolatorium cellulosic ethanol, berbagai proses eksperimen sedang dikembangkan untuk melakukan hal yang sama, lalu gula yang dihasilkan bisa difermentasi untuk menjadi bahan bakar etanol. Para ilmuwan juga sedang bereksperimen dengan sejumlah organisme hasil rekayasa genetik penyatuan kembali DNA yang mampu meningkatkan potensi biofuel.

Referensi

1. “SmartWay Grow & Go”.
2. ICRISAT: Sweet sorghum balances food and fuel needs.
3. European Environment Agency (2006) How much bioenergy can Europe produce without harming the environment? EEA Report no. 7.
4. Marshall, A. T. (2007) Bioenergy from Waste: A Growing Source of Power, Waste Management World Magazine, April, hal. 34-37.
5. IPCC Third Assessment Report, diakses 31 Agustus 2007.
6. Non-CO2 Gases Economic Analysis and Inventory: Global Warming Potentials and Atmospheric Lifetimes, U.S. Environmental Protection Agency, diakses 31 Agustus 2007.
7. Frank Keppler, John T. G. Hamilton, Marc Bra, and Thomas Röckmann (2006). "Methane emissions from terrestrial plants under aerobic conditions". Nature 439: 187–191.
[2].
8. Chris Somerville. ""Development of Cellulosic Biofuels"" (PDF). U.S. Dept. of Agriculture. Diambil pada 2008-01-15.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Biofuel
28 Feb 2009

Kamis, 12 Maret 2009

Materi dan Tugas Pemrog

Dari pada g ngepost.. :) mending ngepost tugas ini..

kalau program ini dicmple dan dirun apa yang terjadi,,,

#include
#define SIZE 10
int whatIsThis(int [], int);
void main()
{ int total, a[SIZE] = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10};
clrscr();
total = whatIsThis(a, SIZE);
printf("\nNilai variabel total adalah %d", total);
}

int whatIsThis(int b[], int size)
{ if (size == 1)
return b[0];
else
return b[size-1] + whatIsThis(b, size-1);
}

yang terjadi adalah,,, penjumlahan semua nilai inputnya, misalkan disana ada variable 1-10 yaaa jumlahin aja 1+2+3+...+10 = 55..
asik kan,,,
:))

truuuusss, kalau program dibawah ini.......???? (untuk gambar sesuatu yang kita mau)
apa yang terjadi setelah diRUN...???


#include "stdio.h"
#include "conio.h"
void main()
{ int i, j, k;
static int data_huruf[2][8][8] =
{ { { 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 0, 0, 0, 0, 1, 0 },
{ 1, 1, 0, 0, 0, 0, 0, 0 },
{ 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 0 },
{ 0, 0, 0, 0, 1, 1, 1, 0 },
{ 1, 0, 0, 0, 1, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 0 },
{ 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0 }
},
{ { 1, 1, 0, 0, 0, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 0, 0, 0, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 0, 0, 0, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 1, 1, 1, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 1, 0, 0, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 1, 0, 0, 1, 1, 0 },
{ 1, 1, 1, 0, 0, 1, 1, 0 },
{ 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0, 0 }
}
}; clrscr();

/* Tampilkan Huruf */
for(i=0; i<2; i++)
{ for(j=0; j<8; j++)
{ for(k=0;k<8; k++)
if(data_huruf[i][j][k])
putchar('\xDB');
else
putchar(' '); /* spasi */
puts('');
}
puts("");
}
getch(); }

"yang terjadi adalah program akan menjalankan gambar, sesuai yang kita buat, kalau diprogram kita uda set 1 sebagai high alias ON maka setiap nilai 1 akan menghasilkan bentuk, sesuai program hasilnya adalah SH,,
percaya g, buat gantiiii,,,
tambah aja rangenya [2][8][8] menjadi nilai yang kita mw, itu smua cuma rangenya alias lebar dan besarnya aja....
ok...

kalau deret bilangan....???
neach contohnyaaa.... copy paste aje....!!!

/* Program mencetak deret bilangan dengan menggunakan while */
#include"stdio.h"
#include"conio.h"
void main()
{
int i=1,x; clrscr();
while(i<=3)
{ x=1;
while(x<=i)
{ printf("%3i",x);
x=x+1;
}
printf("\n");
i=i+1;
}
getch();
}

kalau nilai permutasi, nilai permutasi....???

#include
#include

main()
{
int a,b,n;
float hsl,hasil;
clrscr();
printf("Masukkan nilai a = ");scanf("%i",&a);
printf("Masukkan nilai b = ");scanf("%i",&b);
hasil=1;
hsl=1;
for (n=1;n<=a;n++)
{
hasil=hasil*n;
}
for (n=1;n<=a-b;n++)
{
hsl=hsl*n;
}
printf("\nHasil = %5.2f\n",hasil);
printf("\nHsl = %5.2f\n",hsl);
printf("Nilai dari %i Permutasi %i adalah %5.2f",a,b,hasil/hsl);
getch();
}


kalau kemari2 uda bnayak banget deret2 yang dibuat, ada deret 2 pangkat n, deret ganjil, deret genap, sekarang deret primna,,,,
deret bilangan prima...

#include "stdio.h"
#include "conio.h"
#include "math.h"
void main()
{
int n,bil,batas,i,prima;
clrscr();
printf("masukan nilai:");
scanf("%i", &n);
for (bil=2;bil<=n;bil++)
{
batas=sqrt(bil)+1;
prima=1;
if((bil==2)||(bil==3))
prima=1;
else
for(i=2;i<=batas;i++)
{if(bil%i==0)
prima=9;
}
if(prima==1)
printf("%i ",bil);
}
getch();
}

hasilnya,,,
input range yg mw dibuat dan liat hasilnya...

Okkkk

Rabu, 11 Maret 2009

Aku Kangen Mama Ku

Akan kah kau kembali.. pagi, ku jejali hari dengan segelas kopi pahit dan semangkut beban kehidupan. menuju LBI dengan teman setiaku si hijau tua, mencoba tuk mendaftar salah satu kursus bahasa yang ku idam-idamkan, ya hari ini pendaftaran terakhirnya.
memutar hari kebelakang, kemarin dalam waktu yang sama, ku berada ditempat yang cukup nyaman, menghirup udara segar dengan sedikit kejenuhan.
malamnya ku pulang dengan rasa ngantuk yang ku tahan sejak dua hari yang lalu, pagi ini cukup terasa ngantuk itu, mendengarkan alunan melo dan yang cukup segar. ku teringat tugas dan kewajibanku mengukur konsumsi energi, yawh, mulai ku membuka box hijau tempat perabot yang sangat mendukung dan membantuku dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah ku, empat buah kabel yang terhubung dengan AC 220 V ku hidupkan, solder, bor, lem, dan perangkat manis ku..
mulai mencoba mengukur dan menghitung, tapii, kembali rasa pegal dipundakku, ku putuskan istirahat dan berchatting ria dengan tema2 yang gila, g nyambung dan g jelas yang penting bisa tertawa,..
terdengar dari out speker lagunya petpan "TAK ADA YANG ABADI"
beberapa cuplikan lagu pagi ini :

jiwa yang lama segera pergi,,
bersiaplah para pengganti...
tak ada yang abadi..
tak ada yang abadi,...

ku terbiasa tersenyum tenang, walau hatiku menangis.
hanya dirimu yang ku cinta dan ku kenang...
tak kan pernah hilang..
bayangan dirimu..
untuk selamanya...
aku tak percaya kau telah tiada..

Ku coba pahami
ku tau semua berubah
engkau pun tau semua berubah
kau tanyakan
ku tanya seluruh malam..
aku menunggu mu diatas hati ku,.
apa yang kau tanya kan ku lakukan
apa yg kau rasa kan ku impikan

suara tek_tak_tek_tak dari printer yang datang sebagai hadiah dari PT. Newmont nusa tenggara (ku beli dari beasiswa perak) cukup beruntung ku katakan saat ini, mulai teringat dikepalaku banyaknya nikmat yang ku dapatkan dari hadiah Alloh SWT. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah... aku kangen mamah ku, mama dan bapak ku yang slalu mengajarkan ku bagaimana hidup ini harus berjalan, tanpa harus mengeluh dan harus selalu bersukur... sedikit demi sedikit nasihat ku ingat..., cerita demi cerita terbayang dalam pikiran ku...
betapa sulitnya menghadapi berubahnya hidup kami, dan Alhamdulillah beberapa waktu ini ku mulai bisa mendengar tawa dan senyum dari mamah dan bapak......

Teringat, betapa manjanya kami waktu kecil dulu, tak satupun keinginan kami yang tak dikabulkan bapak ku, tak ada keluhan yang keluar dari bibir mamah ku, tak ada tangis yang membuat mamah sedih, betapa bapak dan mamah terlihat sangat bahagia waktu itu.
waktu kecil yang cukup bahagia, Alhamdulillah kami dapat menikmati masa kecil kami..
tapi, sejak menginjak bangku SMP kelas 3, kami mulai merasakan kehidupan yang sangat pas-pasan, semuanya serba cukup, untuk mengikuti kursus dan private saja aku harus menunggu lama, padahal saat itu aku baru menginginkan sesuatu yang ku inginkan, aku ingat ketika ku menginginkan sesuatu, karena terbiasa dengan waktu kecil aku memaksa dan terus memaksa tanpa ku sadari mamah meneteskan air mata sedih atau mungkin menangisi keadaan saat itu, tapi ku tetap g peduli, ku merengek dan akhirnya bapak menunjukkan sifat kasarnya, membentak dan mengejar ku,, aku takut karena belum pernah ku merasakannya, aku sembunyi kerumah kerabat tanpa memberi tahu alasan ku sembunyi, berpindah dari rumah ke rumah,, dan disana ku baru sadar, betapa salahnya diriku,,, seorang bapak yang ku kenal kuat menahan beban terlihat meneteskan air mata menyesali perbuatannya, semuanya karena ia sayang ma aku....
betapa bebasnya aku memilih hidupku, saat memilih SMK, tak ada satupun intervensi dari ortu ku, berbeda dengan teman-teman ku yang dilarang sekolah ini, itu,, teringat kata bapak ku "kamu sudah besar, silahkan pilih jalanmu sendiri, kami hanya bisa merestui dan membantu kesuksesan pilihanmu" meskipun ku sempat mendengar pembicaraan ortu betapa mereka menginginkan untuk memasuki salah satu pilihan mereka, tapi semuanya diserahkan padaku...
masa SMK masih sifat manja ku bawa, tak mengenal suasana....
terakhir kali ku melihat tangis dan muka sedih dari mamah dan bapak ketika ku berangkat kembali kuliah, meninggalkan mereka untuk sementara waktu, suara dan wajah itu,......
Aku kangen mamaku, bapak ku....
dengan apa ku harus membalasnya,,,,

up, siang ini ku harus ke lab.

Selasa, 10 Maret 2009

Konsultasi ke-xx kali

dimalam yang berangsur dan telah menyentuh pagi ini, q masih disini, merubah, membentuk dan menggerakkan beberapa organ tubuhku. mata q semakin menunjukkan kemalasannya, kakiku yang terbalut selimut menggerakkan dirinya dan seakan cuaca saat ini tak bersahabat. mengingat beberapa hal yang pernah q lakukan sebelumnya..
pagi tadi, each kemarin pagi,, dari cabang q menuju kosan yang tidak jauh dari cabang (sekretariat cabang bulaksumur) bersama salah seorang senior q.
pintu kos q pukul 06.41 masih tertutup begitu juga dengan jendela yang cukup mengganggu jika q tertidur didalamnya, jendela yg selalu memancarkan cahaya matahari langsung pagi hari membangunkan q dalam mimpi yang tak pernah dapat ku pegang. membuka pintu kamar kos dengan sebuah kunci yang ada disekitar pintu, q buka sepatu q, jaket kecil q, dan kaos oblong yang semalam setia menemani q dalam kedinginan..
q pencet tombol CPU yang ada disamping monitor lama q sembari menggantung tas yang tak jauh dari tempat rak buku yang banyak q isi dengan pembajakan liar hasil cipta manusia berakal lainnya.
welcome screen muncul didalam monitor yang q tempeli stiker "One For All anak 3 TI" merupakan jargon waktu q stm dulu.
sebentar refresh pada dekstop dan q buka kain2 yang membalut badan q. q ambil alat mandi dan tiiiiiiiiiittt(sensor aktif).
q pasang kembali kain lain tuk membalut tubuh q, celana hitam, kemeja putih dan sepatu putih adalah idola q, hitam dan putih adalah warna q. q ambil kunci dan q berangkat kekampus melewati fakultas pertanian, kehutanan, geografi dan hutan biologi, begitu terlihat papan fakulas teknik q langsung ambil kanan dan sampai dikampus.
masuk ruangan software, q hidupkan sebuah teman untuk melihat dan membaca email baru, tak lupa q membuka site kesukaan q (www.friendster.com/emiheru www.plurk.com/emiheru www.facebook.com www.yahoomail.com www.webmail.ugm.ac.id) yawh itulah site kesukaan q.
tepat pukul 07.26, kelas dimulai. mencoba berbagi dan belajar kembali mode on, q berjalan kedepan kelas, mengambil pena, dan diktat. kelas dimulai dengan membaca doa sesuai keyakinan masing2, maeri masuk unit berikutnya dan seterusnya sampai ada pertanyaan-pertanyaan dari teman mahasiswa.
setelah selesai, q menuju ruang hardware bertemu dosen pembimbing q.. Alhamdulillah konsultasi bisa berjalan baik, dan banyak tambahan beserta revisi lainnya.,
q kemas barang dan kembali kecabang, setelah itu q kembali ke kosan mengambil sesuatu yang harus q ambil, selanjutnya q menuju kampus kembali untuk menyelesaikan beberapa urusan yg Alhamdulillah bertemu dengan dosen super baik Bpk. Budi Bayu.
then, menuju cabang, dan seterusnyaaa,,,
uda ngantuk, mode lemot dah log in...

Minggu, 08 Maret 2009

Suara hati hari ini

sudah cukup sering ku melihat, mendegar, dan merasakan adanya ketidakpastian yang terkadang kurasa sebuah kepastian.. menikmati dan menggeluti sebuah kenikmatan yang lalu menghempaskan ku kedalam lembah kenyamanan, serta ketidakpedulian pada sebuah perasaan...
ku g peduli dengan sebuah kehawatiran, ku selalu yakin dengan apa yang kulakukan, selalu optimis dengan yang sedang ku perbuat, dan q memiliki rencana yang telah q pikirkan.... namun, ketika ku merasakan adanya jiwa yang mulai luluh dalam sebuah perasaan, ku kembali merasa serta bertanya apakah ku harus menggunakan sebuah perasaan, perasaan dalam memilih yang seharusnya ku pilih. ku belum berfikir untuk memilih siapapun dalam gerakan kaki serta hatiku, tapiii, pertanyaan dan kata-kata itu masih teringat dalam benakku, "kapan dan siapa...??".
dalam rasa yang terdalam, ku berusaha untuk melupakan semuanya itu, karena ku memang tidak suka dengan hal itu, aku lebih suka berjalan dalam hidupku sendiri dalam kenyamanan dan kebebasan. yang utama ku pikirkan saat ini adalah bagaimana ku harus belajar dari perjalanan hidup yang pernah ku lewati, hidup yang indah dengan tawa, canda, tangis, serta beragam ekspresi kehidupan yang mewarnai hari ku...
mengapa orang selalu berfikir qt harus memiliki "P" dalam menjalani kehidupan, ataukah ku hanya mengenal yang seperti ini.
perjalanan hidupku masih sangat panjang, 2017 yang telah lama ku impikan masih menanti dan hampir saja ku pegang. apakah salah jika ku menginginkan kehidupan itu pada 2017 nanti, doaku, karena ku tahu Tuhanku menginginkan yang terbaik bagiku.
ku sudah sangat bersukur dengan keadaan seperti ini, namun sebagai jiwa yang biasa ku tentu menginginkan hal lain yang lebih baik dari saat ini, ku harus berusaha demi memberikan sebuah senyum itu padanya. yawh, harus berusaha...
ku selalu mengatakan q bisa melakukannya, tapi mengapa mereka masuk dari hati yang mampu membuatku mulai runtuh dengan keyakinanku.....
love you, but i cant love you today...